SMA Regina Pacis didirikan pada tanggal 17 Juli 1951. Pada awal berdirinya, sekolah ini bernama SMA Kanisius Bagian Puteri, dibawah naungan Yayasan Kanisius yang berpusat di Semarang. Berdasarkan Surat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30970/D/4/71 tanggal 13 November 1971 ditetapkan bahwa mulai tanggal 1 Januari 1972 SMA Kanisius Bagian Puteri Bersubsidi Surakarta namanya berubah menjadi SMA Regina Pacis Bersubsidi Surakarta. Pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada Yayasan Winaya Bhakti Surakarta.
Pada tahun 1979, banyaknya kelas bertambah menjadi 15 kelas. Dalam rangka meningkatkan kemampuan akademik dibangun laboratorium fisika, kimia dan biologi. Pada tahun 1985 SMA Regina Pacis memperoleh sertifikat akreditasi status Disamakan dengan SK Dirjen PDM No. 007/C/Kep/I/1985 tanggal 17 Januari 1985.
Periode 1987 – 1994
Usulan menerima siswa putra dikabulkan tahun 1987, dibatasi hanya 30%. Pada tahun tersebut jumlah kelas menjadi 18 kelas, dengan membangun kelas di lantai 2. Untuk menunjang sarana pendidikan juga dibangun laboratorium bahasa dan perpustakaan. Animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di SMA Regina Pacis semakin meningkat sehingga tahun 1993 banyaknya kelas menjadi 21 kelas. Pada tahun tersebut SMA Regina Pacis meraih peringkat I se-Surakarta untuk bidang studi Matematika dan Bahasa Inggris.
Periode 1994 – 2001
Memasuki tahun pelajaran 1994/1995 banyaknya kelas menjadi 24 kelas. Pada tahun 1995 SMA Regina Pacis kembali mendapat sertifikat akreditasi dengan SK No. 024/C/Kep/I/1995 tanggal 22 Maret 1995 dengan status Disamakan.
Sebagai bentuk pelayanan kepada siswa, pada tahun 1999 SMA Regina Pacis Surakarta mulai mengadakan kegiatan EXPO Perguruan Tinggi, bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi swasta baik dalam maupun luar negeri. Tujuan kegiatan EXPO Perguruan tinggi adalah agar siswa dapat memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Periode 2001 – Sekarang
Untuk mengakomodasi kebutuhan tempat tinggal siswa dari luar kota, maka tahun 2001 asrama Ursulin direnovasi. Pada saat yang sama SMA Regina Pacis membangun laboratorium matematika dan ruang perpustakaan pindah ke gedung baru dengan fasilitas ruang ber-AC.
Pada tahun 2002 lapangan SMA Regina Pacis dilengkapi dengan jogging track. Dibangun pula jembatan layang yang menghubungkan ruang kelas bagian selatan dan barat. Pada tahun yang sama sekolah mengikuti akreditasi oleh tim Badan Akreditasi Sekolah (BAS) dan mendapat status Terakreditasi A.
Awal tahun pelajaran 2004/2005 pengadaan laboratorium komputer sebanyak 48 unit. Bersamaan dengan pembukaan EXPO Perguruan Tinggi, bulan Oktober 2004, SMA Regina Pacis meluncurkan Website dengan alamat ursulin.org / ursulin-slo.sch.id, dan Hot Spot Internet. Kemudian alamat website berubah menjadi sma-reginapacis.ursulin-slo.or.id dengan alamat email: [email protected]. Area hot spot: lab fisika, lab kimia, lab komputer, area depan ruang guru, depan kelas X-XI RSBI (lapangan dalam) dengan 5 unit Trendnet TEW-430APB.
Suatu kebanggaan di raih SMA Regina Pacis, karena tahun 2005 menjadi satu-satunya Sekolah Menengah Atas yang LULUS 100% se-Kota Surakarta.
Tahun Pelajaran 2005/2006 semua kelas dilengkapi AC termasuk laboratorium, renovasi aula lantai atas digunakan sebagai ruang audio visual dan TRRC (Teacher Resource & Reference Centre).
Tahun pelajaran 2006/2007 renovasi gedung baru dan penambahan ruang kelas menjadi 26 kelas, lab bahasa dengan program terbaru NSS (Net Support School) 47 unit, disediakan lobby dengan berbagai fasilitas dan waterfall guna kenyamanan para tamu. Bulan Maret 2007 kembali SMA Regina Pacis mengikuti Akreditasi oleh tim BAS dan sesuai SK Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Tengah No. Ma 006639 PROV-03 tanggal 29 September 2007 dengan status Terakreditasi A.
Pada tahun pelajaran 2007/2008 banyaknya kelas menjadi 27 ruang kelas. Bulan Juli 2007 SMA Regina Pacis Surakarta mendapat SK Direktur Pembinaan SMA Dirjen Manajemen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional No. 697/C4/MN/2007 tanggal 18 Juli 2007 tentang penetapan SMA Regina Pacis Surakarta sebagai Sekolah Penyelenggara Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (RSMA SBI).
Memasuki Tahun Pelajaran 2008/2009 sekolah mempersiapkan sosialisasi ISO 9001:2000. Launching dokumen ISO 9001:2000 pada tanggal 8 Agustus 2008, sedangkan pelaksanaan audit external pada tanggal 30-31 Oktober 2008. Pada tanggal 19 November 2008 menerima Sertifikat ISO 9001:2000 No. 33046/A/0001/UK/En dari PT. URS Service Indonesia dan UKAS yang berpusat di Inggris.
Pada tahun tersebut Yayasan Winaya Bhakti juga mulai mengirim beberapa guru untuk melanjutkan studi lanjut Program Pasca Sarjana.
Tahun pelajaran 2009/2010 sekolah membangun plaza yang diberi nama Plaza Bougenville untuk dipergunakan sebagai tempat pameran karya siswa serta kegiatan belajar di luar kelas. Pada tahun tersebut sekolah melakukan renovasi lab. komputer serta mengganti unit komputer dengan spesifikasi yang sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang sekarang ini.
Setelah dilakukan surveillance audit oleh PT.URS pada tanggal 14 Agustus 2009, sekolah direkomendasikan untuk upgrade ISO 9001:2008. Tanggal 9 September 2009 menerima sertifikat ISO 9001:2008 No. 33046/A/0001/UK/En. Pada bulan Januari 2010 sekolah merenovasi lab kimia, kamar mandi dan pembuatan indoor lapangan bola basket.
Demikian sekilas riwayat SMA Regina Pacis Surakarta.
Pimpinan
Berikut ini adalah para pimpinan SMA Regina Pacis :
- Mere Aloysia Hasselkusz, OSU (1958 – 31 Juli 1964)
- Mere Rufina, OSU (1 Agustus 1964- 31 Desember 1967)
- Sr. Alphonsine Prawirasutikno, OSU (1 Januari 1968 – 31 Desember 1972)
- Sr. Adrienne Soemodirono, OSU (Januari 1973 – 28 Januari 1979)
- Sr. Yosepha Rumawas, OSU (Maret 1979 – 30 Juni 1982)
- Sr. Blandina Tejohono., OSU (Juli 1982 – 30 Juni 1987)
- Sr. Sophie Chandra, OSU (Juli 1987 – 30 Juni 1994)
- Sr. Augustine Prawiradisastra, OSU (30 Juni 1994 – 1 Juli 2001)
- Sr. Florentia Mujiyati, OSU (Juli 2001 – 5 Juli 2011)
- Sr. Moekti K. Gondosasmito, OSU, M.Ed. (6 Juli 2011 – 2013)
- Sr. Ferdinanda Ngao, OSU (2013 – 2015)
- Maria Budi Priyati, M.Pd (2015 – 2019)
- Rosalia Widiastuti, M.Pd (2019 – 2023)
- M.M. Wahyu Utami, M.Pd. (2023 – Sekarang)
Visi
Komunitas pembelajar yang kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan seturut semangat Santa Angela.
Misi
Sebagai Lembaga Pendidikan
Sekolah Ursulin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terpadu, menyiapkan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan siap bermasyarakat.
Sebagai Komunitas Pembelajar
Sekolah Ursulin mengembangkan potensi dan ketrampilan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
Sebagai Sekolah Katolik
Sekolah Ursulin menanamkan semangat Santa Angela pada setiap pribadi agar dapat mengintegrasikan ilmu, iman dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman dan mewujud-nyatakan SERVIAM dalam hidup sehari-hari.
Sebagai Sekolah Ursulin Indonesia
Sekolah Ursulin menanamkan kecintaan pada budaya, bangsa, dan tanah air Indonesia dengan menghargai pluralitas budaya dan agama serta membangun kepedulian terhadap sesama dan alam ciptaan.
Sebagai bagian dari Ursulin Internasional
Sekolah Ursulin Indonesia meningkatkan kerjasama dengan alumni dan sekolah-sekolah Ursulin baik di Indonesia maupun di tingkat internasional khususnya di Asia Pasifik.
Semboyan
S |
Sayangilah sesamamu |
E |
Eratkanlah hubungan antara Tuhan dan pribadimu |
R |
Rajinlah belajar supaya menjadi orang berguna |
V |
Vide! Lihatlah lencanamu “SERVIAM” |
I |
Ingatlah tugasmu sebagai makhluk, anak, pelajar |
A |
Awasilah pergaulanmu |
M |
Majukanlah Nusa dan Bangsamu |
Makna Lambang
- Warna dasar hijau
Menyatakan “pengharapan” cita-cita yang luhur. - Gugusan bintang Beruang Kecil/Ursa Minor
- Lambang nama Santa Ursula pelindung Ordo Ursulin dan sekolah-sekolah Ursulin. Ursula = kata yang menyatakan kesayangan, diturunkan dari kata Ursus.
- Cita-cita yang luhur setinggi bintang dilangit. Demi cinta kepada bangsa dan negara, tidak puas dengan usaha yang asal saja dan hasil yang setengah-setengah.
- Salib
- Lambang pendidikan Ursulin berdasarkan ajaran Kristiani.
- Lambang “Pengorbanan”
Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian.
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. - Lambang “Kemenangan”
Sesudah berkorban dan mengabdi, kita dapat mengharapkan mahkota yang abadi. - Lambang “Berkat”.
- Serviam
Semboyan kita yang artinya “Saya Mengabdi” (Latin).
Semangat Serviam tidak hanya mementingkan pengajaran, melainkan juga pembentukan pribadi yang luhur (Pancasilais).
Kami adalah kusuma bangsa
Segar bugar, pun muda belia
Bersatu padu serentak maju
Kearah luhur kami menuju
Kami sadari panggilan Tuhan
Hidup suci menjadi teladan
Kami adalah harapan bangsa
Hidup subur di taman Gereja
Pada kami terlimpah karunia
Untuk menyimpan iman sentosa
Iman laksana cahaya surya
Ke s’luruh dunia akan kubawa
Kami adalah pemuda bangsa
Baikpun suka maupun duka
Jejak kami akan tetap pasti
Luhur, jujur, pun berendah hati
Sesama penuh kami sayangi
Menurut hukum dasar Ilahi
Reff:
Kristus pribadi yang menyinari
Maria bunda pembimbing kami
Majulah! Peganglah semboyan
Serviam! Serviam!
Tetap teguh Serviam!
Santa Angela lahir pada tanggal 21 Maret 1474 di Desenzano Italia, di tepi danau Garda. Ayahnya bernama Biancosi. Keluarga Santa Angela sederhana, suci, dan sangat setia pada doa. Ia mempunyai 3 saudara laki-laki dan seorang adik perempuan. Keluarga yang saleh ini selalu hidup rukun. Angela sebagai seorang gadis selalu membantu pekerjaan orang tuanya, lbu dari Angela selalu mengajarkan putrinya untuk mengerjakan bermacam-macam pekerjaan tangan dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Sejak kecil Angela sudah belajar mengurus dirinya sendiri. Pada waktu itu hanya putra-putri bangsawan yang mendapat pendidikan di biara-biara. Angela tidak mendapat pendidikan di sekolah seperti kita sekarang, ia belajar sendiri.
Kebahagiaan yang dikecap Angela tidak berlangsung lama, Pada waktu itu menyebarlah wabah penyakit yang menyebabkan adik perempuannya meninggal. Angela merasa sangat kehilangan adik yang sangat dicintainya, ia selalu berdoa bagi adiknya. Pada suatu siang dalam suatu musim panen ketika Angela sedang berdoa, ia melihat sebuah penampakan, barisan malaikat dan gadis-gadis datang mendekatinya. Diantara gadis-gadis itu ia melihat adiknya. Angela sangat bahagia karena ia yakin bahwa adiknya sudah bahagia di sisi Tuhan.
Dalam penampakan itu adiknya menyampaikan pesan kepada Angela bahwa Tuhan akan memakainya untuk mendirikan suatu Persekutuan bagi para gadis yang ingin mengabdikan diri mereka kepada Tuhan. Setelah berkata demikian hilanglah penampakan itu. Angela tetap ingat penampakan yang baru dilihatnya itu. Angela semakin tekun berdoa dan menyerahkan dirinya pada Tuhan.
Wabah penyakit yang melanda kota Dezenzano sungguh tak kenal kompromi. Banyak penduduk Dezenzano yang meninggal termasuk ayah dan ibunya. la tinggal yatim piatu, dalam kesedihan ia semakin berpegang teguh pada Tuhan. Angela berkata, “Tiada tempat perlindungan yang lebih aman selain di bawah kaki Yesus”. Angela kemudian pindah ke rumah pamannya di kota Salo, cukup dekat dengan Desenzano. Paman Angela seorang bangsawan kaya. Meskipun kaya, Angela tetap hidup dalam kesederhanaan dan bekerja keras melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, membuat roti, mencuci, dan mengambil air. Dalam keadaan seperti ini Angela tetap tekun berdoa.
Angela adalah seorang yang penuh humor, tegas, baik hati, terbuka, pandai membawa diri, ringan tangan, suka bekerja keras, dan tahan uji. la juga seorang yang sangat cerdas dan selalu kreatif untuk melawan apa saja yang berguna bagi orang lain serta sangat pandai bergaul. Hal ini yang membuat Angela disenangi oleh teman-temannya. Angela juga sangat memperhatikan orang yang miskin, lemah, dan orang berdosa.
Di Salo, Angela masuk Ordo ketiga Fransiskan, ia ingin agar selalu merenungkan Kitab Suci dan menyambut Tubuh Kristus dalam Perayaan Ekaristi Kudus. Pada zaman itu kehidupan moral sangat merosot, Angela berusaha memberi kesaksian dengan kehidupan yang saleh. Angela sangat setia pada doa dan renungan Kitab Suci. Kesucian dan penyerahan diri yang utuh pada Tuhan telah membuat Angela layak di mata Tuhan. Tuhan memanggil Angela untuk mendirikan persekutuan bagi para gadis yang ingin mengabdikan diri pada Tuhan. la banyak berpuasa dan banyak berdoa. la selalu mohon bimbingan Roh Kudus untuk tugas yang mulia ini. Tuhan selalu membimbingnya, langkah demi langkah.
Sebagai anggota Ordo ketiga Fransiskan Angela mendapat tugas pergi ke kota Brescia pads tahun 1516. Pada waktu itu terjadi perang antara Perancis dan Italia. Kota Brescia sama sekali tidak aman. Angela melihat kemerosotan moral di kota Brescia, ia harus memberi kesaksian agar banyak orang kembali kepada Tuhan. Angela banyak menghibur orang-orang yang menderita akibat peperangan.
Dia masuk menjadi anggota persekutuan “Divino Amore”. Kelompok ini bekerja keras untuk membantu orang yang menderita. Angela mempunyai banyak sahabat baik pria maupun wanita. Banyak orang yang mengenal Angela selalu merasa tenang dan damai. Mereka selalu minta nasihat Angela dan akhirnya mereka memperoleh ketenangan batin. Untuk mencari kehendak Tuhan, Angela pergi berziarah. Angela ziarah ke Mantua, Tanah Suci, Roma, Cremona, dan Varralo. Ia ditemani oleh Antonio Romano dan Bartolomeo Biancosi, saudara sepupunya. Pada tahun 1525, Angela pergi ke Roma dan waktu itu ia bertemu dengan Bapa Paus yang bernama Paus Clement VII. Dalam ziarah itu Angela berdoa kepada Tuhan bagi persekutuan para gadis yang akan didirikannya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Angela sudah cukup siap melaksanakan kehendak Tuhan untuk mendirikan persekutuan. Pada tanggal 25 November 1935 Angela mendirikan Persekutuan Santa Ursula. Jumlah anggota hanya 28 orang.
Pada tanggal 27 Januari 1540 Angela meninggal dunia. Pengikut Santa Angela telah tersebar di seluruh dunia, antara lain yang bergabung dalam Uni Roma Ordo Santa Ursula.
Pusat biara Uni Roma Ordo Santa Ursula di seluruh dunia adalah di Roma. Suster-suster Ursulin berkarya dalam berbagai palayanan khususnya dunia pendidikan. Seperti Santa Angela yang mempunyai jiwa pengabdian kepada Tuhan dan sesama, maka para murid dibawah asuhan para suster ursulin diharapkan juga mempunyai jiwa pengabdian. Semboyan para murid adalah “Serviam” yang berarti “Aku Mau Mengabdi”. Semoga semangat pengabdian semakin tinggi dan meresap di setiap hati kita demi kemajuan gereja dan bangsa.